Powered By Blogger

Rabu, 08 September 2010

Tahapan Ukhuwah Islamiyah


Tahapan Ukhuwah Islamiyah



Setelah sekian lama pasif/fakum, kini coba kembali menyapa sahabat Remaja yang berada dimana saja...

Assalamu'alaykum wr wb

mencoba berbagi beberapa catatan dan informasi kembali, sebagai tanda "eksistensi" media Remaja (blog)..
berikut kutipan yang semoga bermanfaat buat sahabat Remaja semua...

Tingkat keimanan seseorang secara tidak langsung akan tercermin dari ukhuwah yang ia pelihara. Bahwa keduanya, nikmat iman dan ukhuwah hendaknya dimiliki oleh seorang muslim untuk menunaikan perannya di muka bumi. Ukhuwah yang paling erat terbentuk jika dilandasi oleh kesatuan aqidah. Ikatan ini senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT mengenai ukhuwah islamiyah, dapat ditemui dalam surat Ali Imran ayat ke 103:

“Dan berpegang teguhlah kepada tali (agama) Allah dan janganlah kalian bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah saat itu kalian saling bermusuhan maka disatukan antara hati kalian maka jadilah dengan Nikmat Allah saling bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. 3 : 103)

Ayat diatas melukiskan orang-orang yang bertemu dalam tali (agama) Allah dan menjadikannya sebagai manhaj, perjanjian dan agamanya, merupakan pertemuan yang bukan sekadar pertemuan untuk mencapai keuntungan yang nisbi atau mencapai tujuan tentunya, namun pertemuan yang berdasarkan pada ukhuwah islamiyah.

Persaudaraan yang terjaga dengan tali Allah merupakan kenikmatan yang diberikan Allah atas jamaah muslimah; yaitu nikmat yang diberikan bagi mereka yang dicintai dan dikehendaki Allah dari hamba-hamba-Nya. Hal ini mengingatkan kepada kita akan nikmat yang begitu besar, dan mengingatkan kita bagaimana kita sebelumnya dalam keadaan jahili saling bermusuh-musuhan.

Untuk membentuk dan mewujudkan ukhuwah islamiyah, ada 4 tahapan:

1.Ta’aruf (Perkenalan)
Tahapan pertama dimana seorang muslim baru mengenal saudaranya. Pada tahap ini umumnya seorang muslim berudaha lebih mengenal sifat, penampilan, dan pemikiran saudaranya....."yuk pada perkenalkan diri di buku tamu yang telah kami sediakan...
salam Ta'aruf dari kami Remaja MRB

2.Tafahum (Memahami)
Setelah perkenalan, seorang muslim berudaha untuk memahami kebiasaan, kesukaan, karakter, ciri khas individu dan juga cara berpikir saudaranya. Dengan demikian perasaan-perasaan seperti "tidak enak", "tidak cocok", dan lain sebagainya dapat dieliminasi dalam rangka saling menasehati. Bila hati telah terpaut dan jiwa telah terpadu, barulah persaudaraan seseorang dengan yang lainnya bisa berjalan mulus, bersih dan penuh rasa kasih. Hati manusia hanya bisa disatukan secara murni dan bersih apabila bermuara pada satu simpul ikatan yang fitrah. Simpul tali itu adalah aqidah. Inilah satu-satunya dasar berpijak, bertemu dan pengikat yang utuh dan abadi (QS. Ali Imran : 103).

3.Ta’awun (Tolong-menolong)
Setelah seorang muslim mengenal dan memahami saudaranya, saat saudaranya ditimpa kesusahan, seorang muslim akan berusaha untuk membantu. Didalam tahapan ukhuwah tertinggi, terdapat sebuah sifat, itsar, dimana seorang muslim senantiasa mementingkan orang lain lebih dari diri sendiri. Itsar sendiri adalah salah satu manfaat diniyah (manfaat keagamaan) yang terwujud dalam ukhuwah islamiyah. Dalam rangka menggapai mardhatillah semata, seorang muslim bersedia berkorban mendahulukan kepentingan orang lain di atas dirinya sendiri.

Keutamaan orang yang berbuat itsar di dunia ia akan dicintai oleh orang-orang yang pernah merasakan kebaikannya dan mempererat ukhuwah serta di akhirat nanti akan mendapatkan mimbar terbuat dari cahaya, naungan dan lindungan Allah Taala serta Al-Jannah (surga).

Salah satu kisah itsar yang sangat indah dan diabadikan oleh Allah terdapat dalam surat Al-Hasyr ayat 8 dan 9. Dalam terjemah singkat tafsir Ibnu Katsier jilid 8 diungkap tentang itsar yang ditunjukkan orang-orang Anshar terhadap saudara-saudara mereka kaum muhajirin.

“(Harta rampasan itu juga) untuk orang-orang fakir yang berhijrah yang terusir dari kampong halamannya dan meninggalkan harta bendanya demi mencari karunia Allah dan keridaan (-Nya) dan (demi) menolong (agama) Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar”. (QS. 59 : 8)

”Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukannya. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS. 59 : 9)

4.Takaful (Saling menanggung beban)
Tahap ini merupakan muara dari proses ukhuwah Islamiyyah, yaitu terletak pada timbulnya rasa senasib dan sepenanggungan, suka maupun duka, dalam tiap langkah kerja. Bila fase takaful ini terwujud, maka ikatan ukhuwah Islamiyyah pun terbentuk dengan utuh.

Referensi:
http://www.dakwatuna.com/2007/iman-dan-ukhuwah/
http://www.kotasantri.com/mimbar.php?aksi=Cetak&sid=134
http://beranda.blogsome.com/2006/05/18/itsar-puncak-ukhuwah/
"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (Al Imron 79)